PROLOG
“Kejar, ayo kejar!” perintah seseorang berbaju besi kepada 2 orang temannya yang mengikuti, sedangkan yang dikejar terus berlari sambil menenteng sebuah karung kecil yang entah isinya apa, dia mengenakan jubah dan celana panjang hitam juga sepatu hitam, “oh, ini kan hutan........oh ya portalnya” dia berkata pada dirinya sendiri, suara perempuan. Dia mengeluarkan sebuah remote kecil dari saku celana. Lalu dia memencet tombol hijau dan menghilanglah dia dari penglihatan 3 orang yang mengejarnya. “Kemana dia?” tanya seseorang yang ada di belakang orang berbaju besi, “nampaknya dia menuju ke masa depan”
Princess of Musicland
“Heei........! Vany! Tunggu!” kata seseorang berkerudung pink dengan hiasan pita kecil di lehernya, “ada apa, Sania?” kata orang yang tadi dipanggil Vany, pada si Sania. “hei....lihat ini, selebaran hilangnya putri Musicland. Ada ya Musicland?” tanya Sania sambil melihat selebaran yang dibagikan di kelasnya, kelas Sastra. “ada, dan bagaimana kalau ke Musicland untuk refreshing? Sekalian liburan, kan sudah liburan musim panas” kata Gabriella tiba-tiba merangkul Sania, “em.....uangnya?” tanya Rinta sambil memakan es krimnya. Memang harus diakui, cuaca hari itu cukup panas dan enaknya makan es krim, “ehm, kalau hanya itu serahkan saja padaku. Nanti kita bisa menginap di villaku” kata Melati sambil tersenyum manis, “ok!! Besok sudah pada siap ya! Kita ngumpul di rumah Melati jam 7 pagi!” kata Nabila dan Briana, mereka yang paling bersemangat ke Musicland
***
BAB 1 : EVERYTHING BEGINS!
Di rumah Vany........
“hmm......ini udah, udah, udah.........sudah semua, tinggal snack aja nih, bawa apa ya?” kata Vany yang langsung melihat kulkasnya, “apel, jeruk, telor.......lihat oven ah.....” Vany lalu langsung menuju oven, tempat disimpannya snack ringan, “keripik singkong, oreo, yupi......bawa aja deh!” Vany langsung membawa snack itu kekamarnya. Rumahnya memang sepi, karena mendekati musim panas, orangtuanya bekerja sampai lembur, jadi waktu musim panas bisa relax tanpa mikirin pekerjaan, “hmm.....udah semua, mandi, nonton tv sebentar lalu tidur ah.....” kata Vany sambil mengambil handuk.
***
Esoknya.......
Jam 06.30 pagi, Vany sempat melihat orangtuanya sedang tidur dikamar mereka. Vany sudah mandi dan siap pergi, dia membuat surat untuk orangtuanya dan lalu mengunci pintu dari luar, lalu melemparnya lewat bawah pintu.
“Hey maaf terlambat sedikit!” kata Vany dengan Sania ada juga Gracia yang berjalan bersama mereka, “tadi aku menjemput Sania dan Gracia dulu, baru menuju kemari” kata Vany yang meletakkan tas ransel dan kopernya di dekat garasi, sebentar lagi kita berangkat kok, tinggal menunggu Nabila dan Briana” kata Melati sambil membawa nampan berisi sirup dingin, “uwah.......makasi! Mereka kok belom dateng ya? Aku pikir mereka datang paling pertama, kan mereka yang paling bersemangat” kata Gracia sambil meminum minumannya, “hei, minum duduk!” Vany menarik celana selututnya Gracia hingga dia terjatuh.
Jam 07.00......
“mana mereka? Kita udah mau ber-“ “sorry!!! Kami ketiduran!” kata-kata Vany terpotong oleh si duo suara cempreng. “udah semua kan? Baiklah, om berangkat sekarang” kata Melati, ‘dia punya supir!’ batin anak-anak.
***
Di Istana Musicland............
“maafkan kami tuan putri, kami tidak dapat menemukan sang putri” kata orang berbaju besi itu, “dasar ksatria tidak berguna! Biarkan saja dia, cepat atau lambat akan menuju ke istana inik kok” kata seorang gadis yang dipanggil tuan putri.
Di sebuah gua di tepi pantai.............
“di sini aku akan aman sampai orang terpilih itu datang” kata seorang perempuan yang sangat mirip dengan putri yang ada di Istana Musicland, tetapi dia mengenakan jubah.
Di Villa Musicland..........
“ini Villaku, maaf kekecilan!” kata Melati sambil menaruh tasnya di salah satu kamar, “ini kamarku!” kata Vany sambil menaruh ransel dan kopernya di kamar sebelah Melati, “jalan-jalan dulu, ya!” Vany lalu membanting pintu dan pergi ke pantai, tadi dia melihat gua dan ingin menjelajahinya.
***
Di sekitar gua........
“jejak kaki? Tapi disini kan sepi dan nggak ada yang mau ke gua ini?” gumam Vany pelan, “permi-“ kata-kata Vany terpotong saat melihat gadis cantik tergeletak pingsan di dalam gua.
Di kamar Vany............
“ng......di-dimana aku?” kata gadis itu seraya mengucek matanya yang berwarna ungu, “kamu dikamarku, namaku Vany, siapa namamu?” baru gadis itu membuka mulutnya keluarlah Briana ‘BRAK’ “ini tehnya! Eh sudah bangun? Siapa namamu?” “kau membuat Alice kaget!” kata Vany menenangkan gadis yang bernama Alice itu, “da-dariman-“ “aku mengetahuinya dari liontin yang kau pakai itu” kata Vany memotong kata-kata Alice, “kalian jangan berisik!” kata Gabriella berbisik, Vany dan Briana saling mengedipkan mata, “ng....Alice jadi sudah lama kau di Musicland?” tanya Briana sekedar basa-basi, ‘BRAK’ “kalau mau masuk, masuk aja kali” kata Vany sambil berkacak pinggang, “hei makan malam!” kata Melati dengan Nabila nimbrung sambil membawa makan malam.
“selamat makan!!!!” kata Alice, sepertinya dia sudah nggak makan beberapa hari, ‘makanannya banyak sekali!’ batin anak-anak. “setelah ini ke pantai yuk, ombaknya nggak terlalu tinggi kok, duduk di tepi aja” kata Gabriella setengah berharap, “ayo mala mini panas banget, enaknya sih ke pantai!” kata Sania. Mereka tidak tahu jika ke pantai mereka akan mengalami petualangan yang besar.
“jangan jauh-jauh!” kata Gracia, “ kamu kenapa Alice?” tanya Vany yang melihat Alice pucat, “ti-tidak ada” kata Alice berusaha tersenyum ‘semoga dugaanku salah’ batin Alice, “Sania! Gabriella! Kalian dimana?” teriak Rinta berkeliling pantai, “Alice saudara kembarku. Aku telah mengambil teman-temanmu. Pergilah ke istana dan berubahlah menjadi princess of Musicland. Aku akan menunggumu dengan teman-temanmu!” kata Vany membaca tulisan di pasir keras-keras, “Alice, kau?!”. Tetapi Alice tidak sempat menjawab karena terlanjur pingsan.
BAB 2 :NEW FRIEND! NEW POWER!
Di Villa............
“jadi kita mesti mencari-“ “kau Princess?! Hebat! Aku tak pernah menyangka akan berteman dengan princess!” kata anak-anak, “oi” kata Vany yang jengkel karena kata-katanya dipotong “oh, maaf. Pertama kita ke pantai aja dulu, nyari petunjuk” kata Alice, “baiklah ayooo!!” Vany membuka pintu dengan semangat, ‘tunggulah Sania dan Gabriella’ batin Vany
Di pantai............
“hmm......kita ngapain ke pantai?” tanya si nenek-nenek muda #2, Briana (yang #1 itu si Sania), “astaghfirullah! Nyari petunjuk bro!” kata Gracia sambil menjitak kepala Briana, “jejak kaki” kata Vany bergumam “itu jejak kaki Cinthopex, hewan yang mirip kuda dan selalu dikendarai oleh ksatria” gumam Alice keras “mana? Mana?” tanya anak-anak berbondong-bondong “menuju kesana......” kata Vany sambil menunjuk hutan yang ada di samping kanan pantai, “itu adalah Hutan Terlarang, tempat dimana ada banyak monster, tapi ada temanku yang tinggal di situ” kata Alice memandang hutan itu, ‘tinggal di tengah hutan?!’ batin anak-anak lagi.
Di Istana..........
“mereka akan menuju ke hutan terlarang tuan putri” kata seorang peramal, “hmm.......jalankan rencananya” kata gadis itu sambil duduk di singgasananya.
Di Hutan Terlarang.........
‘SREK......SREK’ “bunyi apa i-it-itu?” tanya Briana dan Rinta yang memegang ujung baju Melati dan Nabila “a-aku juga tidak tahu” kata Melati ‘AOOO.........’ “Eh?! ITU APA ?!” teriak semuanya kecuali Alice yang sudah was-was. Muncullah didepan mereka seekor anjing berukuran 3 meter dengan mata merah menyala ‘nampaknya aku pernah melihat sejenis anjing seperti itu’ “bagaimana ini?!” kata Gracia yang mulai ketakutan, tiba-tiba anjing itu berlari menuju kearah Rinta, “SPELLY MUSIC” teriak Alice, lalu dari tangannya muncullah cahaya berwarna putih dengan not-not balok, anjing itu lalu pingsan “dia tidak akan pingsan terlalu lama, aku butuh bantuan, Vany!” “eh?! Aku?!” “pakai ini” kata Alice sambil melemparkan liontinnya, “ini akan membuat dirimu mempunyai sihir” tiba-tiba anjing itu kembali bangun dan mengejar Alice dengan aura kemarahan, “Alice! PURE MUSIC” dari tangan Vany keluarlah cahaya warna biru dengan not-not piano “apa yang terjadi?” kata Vany sambil melihat tangannya lalu berganti dengan anjing yang tergeletak pingsan dan keluarlah beberapa balok not dari tubuh anjing itu, “itu adalah Break Music kekuatan penghancur musik yang paling kuat, tapi aku baru melihat ada yang dapat melemahkannya, aku hanya dapat menahan kekuatannya dan hanya sebentar, tapi kau....” sebelum Alice berdiri lagi, anjing itu berdiri dan berusaha mengejar Vany, dia sudah berlari kencang menuju Vany, “pegang tanganku dan katakana psst.......psst.......” “iya!” “baiklah, sekarang! HEART MUSIC!” teriak mereka berdua, lalu keluarlah cahaya berwarna pink dengan beberapa balok not, lalu anjing itu kembali terkapar dan keluarlah semua Break Music yang dimiliki oleh anjing itu, “ah.......so cute! Aku ingin memeliharanya!” kata Rinta yang sedari tadi mematung saja alias hanya menonton pertarungan antara anjing dengan Alice n Vany, tapi memang sangat lucu anjing Golden Retriver kecil itu. “sial misi gagal tuan putri” kata seseorang berambut pink kucir 1 kesamping kiri sambil membawa sapu sedang mengatakan kata-kata itu di walky talky, “aku tahu itu akan gagal makanya aku mengirim ini untuk dirimu” ‘BUM.....BUM.......’ datanglah raksasa setinggi 5 meter, “aku hanya melaksanakan perintah sang putri” kata raksasa itu.
“Alice....Alice!” kata Gracia mengguncangkan badan Alice, “dia pingsan” lanjutnya lagi “jadi bagai-“ ‘BUM.......BUM.........’ “TOLONG!!!” teriak seorang perempuan seusia Sania (sekitar 14 tahun) “raksasa! Semoga kalung ini masih berfungsi” ‘PUF.......’ “eh?! Sayap?! Ehmm.......aku harus.....bisa menggerak......kan saya....p i.....ni....” kata Vany berusaha sekuat tenaga menggerakkan sayapnya, “BISA!” teriak Vany dan juga anak-anak, ‘BUM......BUM.....’ ‘aku harus bagaimana nih? Karena Alice pingsan-‘ “gunakanlah sesuatu kata yang ada di kepalamu!” “siapa itu?” kata Vany celingak-celinguk mencari arah sumber suara ‘BUM.....’ “AKU AKAN MEMAKAN ANAK INI KALAU KALIAN TIDAK MEMBERIKAN TUAN PUTRI!” kata Raksasa itu, “ah.....ada! SINGING MUSIC!” teriak Vany, lalu saat Vany bernyanyi Raksasa itu tertidur. “ng....hah! Kau tidak apa-apa?” tanya Vany saat sudah menyelamatkan gadis berambut pink itu dari tangan Raksasa, “ak-aku tidak apa-apa, namaku Kannono, kalau kalian mau kalian bisa bermalam di rumahku” kata gadis yang bernama Kannono itu “oh ya bawa tuan putri juga tentu saja” tambahnya lagi.
Di rumah Kannono.................
“taruh saja tuan putri di sofa” kata Kannono sambil memeriksa Alice “dia hanya pingsan, beberapa menit lagi akan terbangun” Kannono memeriksa Alice dengan mengecek pernapasannya (mungkin), “hmm.....bagaimana kau bisa terlibat dalam pertarungan tadi, Kannono?” tanya Briana yang sejak tadi hanya diam, “aku sebenarnya adalah sahabat Alice dan juga Elica, saudara kembar Alice. Sewaktu ada berita bahwa Alice kabur dari istana, Elica memenjarakan orangtuanya sendiri dan mengambil ahli Negara Musicland” Kannono menarik napas sebentar lalu memulai cerita lagi, “setelah itu entah mengapa Elica memburu Alice, mungkin karena Alice adalah pembuat lagu yang sangat dikenal oleh masyarakat dan Elica ingin seperti itu dan ingin membunuh Alice, jadi dia membuat sayembara kalau bisa membunuh Alice bagi laki-laki akan menjadi raja dan perempuan akan menjadi saudaranya. Tentu saja itu adalah tawaran yang menggiurkan bagi anak perempuan miskin dan tinggal di hutan” dia menghapus air matanya yang sudah jatuh “tapi melihat kalian begitu gigih melindunginya, aku jadi menyesal mengikuti ini tanpa berpikir panjang. Di-dia pasti tidak a-ak-akan mema-afkan-ku....” “tentu saja aku akan memaafkanmu” kata Alice secara tiba-tiba “eh?! Alice !” kata semua anak-anak kaget “ta-tapi-“ “yang terpenting adalah, kau mengakui kesalahanmu” kata Alice sambil menepuk bahu Kannono “thanks ya!” Kannono langsung memeluk Alice ‘bubuk hitam para peramal kerajaan’ batin Kannono dia lalu dengan sengaja menepuk bahu Alice. “ng.....kamarku dimana Kannono?” tanya Vany sambil mengucek matanya, sepertinya dia kecapekan gara-gara pertarungan hari ini telah menguras banyak energinya, “oh kalian mau tidur dimana? Ini, ini, dan ini adalah kamar” kata Kannono sambil menunjukkan 3 pintu dan pintu ke-4 pasti kamar Kannono dengan Alice, “aku disini dengan Gracia!” kata Vany.
Di istana..............
“kita kehilangan jejaknya tuan putri” kata Peramal, “hah.....baiklah kita pakai rencana itu!” kata gadis itu sambil menghela napas, “apa kau yakin tuan putri Elica?” kata Peramal dengan tidak yakin “tentu saja aku yakin!” kata gadis yang ternyata dialah Elica! “baiklah” kata Peramal itu menyerah.
BAB 3 : THE END’S
“surat?” kata Rinta sambil mengambil surat itu, “ng.....untuk Alice”...............
“hei! Bangun!” kata Alice sambil mengguncangkan badan Vany dengan kekuatan super, “ng....apa?!” tanya Vany sambil mengucek matanya, “eh....iya ini liontin-“ “itu untukmu buktinya ada namamu disana” kata Alice sambil menunjuk liontin itu “kalau kau memakainya lebih dari 24 jam, liontin itu akan berubah menjadi milikmu beserta kekuatannya. Kalau aku sebenarnya udah punya kekuatannya sejak kecil, jadi kalau nggak pakai nggak akan berpengaruh” kata Alice panjang lebar “oh ya berarti kau adalah Gold Knight yang akan berperang melawan Dark Knight” lanjutnya lagi, “aku......perang......Dark Knight?” Vany hanya berdiri mematung sambil terus mengatakan hal yang sama, “ada apa?” tanya Kannono melongok dibalik pintu, “ini” Alice memberikan surat kepada Kannono and Vany’s Friends. “memang kita punya Knight?” kata semua “yang sedang mematung dan mengatakan hal yang sama berulang kali itulah Knight kita” kata Alice sambil menunjuk Vany yang masih mematung “aku......perang......Dark Knight” kata Vany “oh! Dia mematung dan pucat! Sadarkan dia!” kata Vany’s Friends “peta kerajaan? Ngg.....Kannono darimana kau menemukan peta-“ “hehe....aku mencurinya karena Elica mencuri kueku dan itu kue terakhir!” kata Kannono menghentakkan kakinya saking marahnya ‘hanya karena kue?!’ batin anak-anak. “well....ini di Linore Music kan?” kata Gracia sambil membaca kembali surat dari Elica, “baiklah kalian menginap saja di sini” kata Kannono sambil membuatkan teh.
Esoknya di Linore Music.................
“mana Knightmu adik kesayanganku?!” kata Elica dengan angkuhnya, tapi dia sangat mirip dengan Alice dan mempunyai rambut yang sama, pirang bergelombang “ada apa mencariku Elica?!” kata Vany dengan berani, tapi itu cuma diluarnya saja didalamnya ‘BAGAIMANA INI?!’ “aku adalah Dark Knight” seru seorang laki-laki berumur sekitar 30-an ‘suara ini’ “AYAH?!” teriak Alice kaget, “EH?! AYAH?!” kata semua anak-anak (karena semuanya ikut bertarung sebagai prajurit) “bagaimana cara aku melumpuhkannya? Aku tidak mungkin membunuh ayahmu?” kata Vany berbisik dengan Alice karena Alice lumayan dekat dengannya, “gunakan Pure Music-mu” kata Alice “nanti kita gunakan Heart Music Full” lanjutnya, “Heart Musi-“ “Vany! AWAS!” teriak Grace “eh?!” ‘TANG’ “aku menggunakan Dark Music dan Break Music, jadi kekuatannya lebih kuat daripada anjing itu” kata Elica dengan sombong, ‘TANG! TANG!’ ‘dia sepertinya kecapekan, ini waktu yang tepat’ “PURE MUSIC!” setelah menggunakan kekuatannya Dark Music dan Break Music terlepas sedikit, setelah itu Dark Knight kembali bangkit ‘cepat sekali bangkitnya!’.
Sedangkan di bagian Kannono and Vany’s Friends.................
“kita juga harus membantunya, lindungi Alice!” teriak Kannono memberi aba-aba pada yang lain “BAIK!” ‘berjuanglah Vany!’
Bagian Vany........
“ugh!” Vany menahan teriak kesakitannya karena perutnya berdarah terkena pedang Dark Knight dan itu membuatnya mengeluarkan banyak darah “sekarang akan menjadi hidup terakhirmu!” kata Dark Knight, kalau Vany bergerak sedikit saja mungkin akan jatuh ke jurang yang nampaknya sangat dalam ‘SYUNG!’ saat Dark Knight akan mengayunkan pedangnya kearah perut Vany Alice muncul dengan terengah-engah “se-sekarang Vany!” “iya!” “HEART MUSIC FULL!” lalu keluarlah cahaya berwarna-warni dengan berbagai macam not-not, “hei! Lihat semua not-not Dark and Black menghilang menjadi debu!” kata Briana dan Rinta saat selesai bertarung dengan para prajurit Elica, “mungkin hukuman dibuang sementara dari Musicland bagus juga untukmu kakakku tersayang” kata Alice sambil mengikuti gerakan Elica saat sombong tadi, “bagus anakku” kata Dark Knight atau bisa dibilang ayah Alice sekarang, “AYAH!” teriak Alice sambil memeluk ayahnya erat. “aku seharusnya menjadi-“ “kakak, kau belum siap” kata Alice bijaksana, “pergi!” kata Elica saat para prajurit menyeretnya “BYE!” kata anak-anak kecuali Alice “ng.....teman-teman kami-“ “tenang. Anak-anak keluarlah” lalu Sania dan Gabriella keluar “Sania! Gabriella!” “teman-teman!” lalu mereka semua berpelukan, “Kannono maukah kau menjadi saudaraku?” tanya Alice lembut “eh?! Aku?! I-iya!” Kannono saking senangnya memeluk Alice begitu erat, “lalu kami....bagaimana kami kembali ke rumah?” tanya Gabriella “iya dan barang-barang kita semua masih ada di Villa Melati” kata Melati “dan Villa itu lumayan jauh” kata Sania lemas, “kalian akan membayangkan ini adalah mimpi” kata ayahnya Alice “eh?! Tapi ini petu-“ “kalian dapat kembali ke Musicland kalau kalian menikmati music yang kalian dengar, bye!” kata Alice melambaikan tangannya sembari tersenyum.
“Vany bangun!” kata Ibunya Vany, “ng.......” Vany langsung duduk di kasurnya “oh....hanya mimpi” kata Vany sambil menghela napas
Di FoodCourt.........
“tadi malam adalah mimpi teraneh yang pernah ada” kata Gabriella sambil menyantap kwetiau goring seafoodnya “tapi mimpi yang sangat seru juga” kata Vany sambil menyeruput smoothy mango kesukaannya “dan paling gila” Grace menambahkan dengan meminum capuchinonya “tapi sangat music!” seru Melati, Sania dan Nabila sambil menyantap es krim Sunday rasa coklat, vanilla, dan strawberry “dan fashionable!” Rinta dan Briana menambahkan sambil meminum capuchino ice creamnya “dan kalung itu ada dalam mimpiku” kata Grace sambil menunjuk liontin yang dipakai Vany, “eh! Sejak kapan aku mengenakan ini?!” Vany lalu memegang liontin itu, “jangan-jangan..........”
THE END........ J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar